Selasa, 08 Juni 2021

Sosok Ki Ageng Cempaluk Sang Penakluk Wilayah (Lembakmi RTIK ‘20)

 


Sosok Ki Ageng Cempaluk Sang Penakluk Wilayah

Nama “ki ageng cempaluk”tidak bisa dipisahkan dari asal-usul Desa Kesesi, sebuah desa di kabupaten pekalongan yang terkenal dengan jajanan tradisional nya yang tidak asing lagi yaitu apem. Dan keberadaan ki ageng cempaluk menjadi tokoh bersejarah dan tokoh penting dalam asal-usul berdirinya desa kesesi.

             Di zaman dahulu, dalam sejarah tanah jawa sebutan “ki ageng” digunakan oleh seseorang yang berpengaruh dalam terbentuknya suatu daerah atau sebutan yang diberikan oleh raja kepada seseorang karena jasanya terhadap kerajaan. selain itu sebutan “ki ageng” digunakan untuk tokoh dengan kesaktian legendaris dalam cerita tutur rakyat. gelar ini digunakan pada masa awal masuknya islam di pulau jawa, yaitu kira-kira semenjak keruntuhan majapahit hingga awal berdirinya kerajaan-kerajaan islam.

            Sebutan ‘ki’ adalah sebutan untuk seorang lelaki pada umumnya sedangkan tambahan “ageng atau gede”(besar) adalah penanda bahwa tokoh tersebut benar-benar pemimpin pada suatu daerah tertentu. sebagai contoh para leluhur pendahulu “wangsa mataram” sebelum panembahan senopati memakai gelarki ageng tersebut.

      Sehingga karena jasanya kepada kerajaan, latar belakang dengan masalah kekerabatan, dan pengaruh ilmu yang bermanfaat bagi penduduk di daerah kesesi, maka beliau diberi sebutan ki ageng cempaluk.

        Nama lain ki ageng tempat lu ya lah biasa dikenal dengan sebutan ghibah uki ageng tempalo adalah sahabat dari pangeran benowo yang merupakan seorang raja pajang pajang yang terakhir pangeran benowo memutuskan untuk berkelana bersama 4 orang sahabatnya termasuk ki ageng cempluk seusai lengser dari kerajaan pajang maka tak bisa dipungkiri lagi ki ageng sumpah lu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pangeran benowoselain itu beliau juga memiliki hubungan dekat dengan sultan mataram pertama yaitu panembahan senopati diceritakan bahwa pada suatu hari pangeran benowo melakukan sebuah perjalanan hingga sampai di suatu daerah yang bernama alas pukulan daerah tersebut yang nantinya menjadi cikal bakal kabupaten kendal yang dibuka wilayahnya untuk pertama kalinya oleh Pangeran Benowo.

        Di lain sisi,ki bahu (ki ageng cempaluk) mendapat perintah dari panembahan senopati mataram untuk menjadi teman dengan ini ki Ageng Cempaluk mendapat gelar kyai ngabehibahureka. Tugasnya adalah agar bisa mengelola wilayah kendal yang kemudian hasilnya diserahkan kepada pangeran benawa.

        Lalu, beberapa waktu kemudian ki ageng cempaluk diberi tanah perdikan disebuah desa kecil bernama Kesesi di dekat kali Comal. pemberian ini bukan tanpa alasan namun karena dharma bhakti nya yang besar kepada mataram yaitu atas jasanya mengembangkan wilayah kendalsari hingga menjadi kabupaten kendal pada tahun 1601.

           Sehingga jelaslah bahwa ki Bahu adalah penguasa de factoKendal yang kemudian berkembang menjadi Kadipaten Kendal wajar saja bila akhirnya jabatan ini diberikan kepada putranya yaitu BakaBahu untuk menggantikannya sebagai penguasa Kendal.

       Dengan usia yang sudah tidak muda lagi, ki Bahu berniat untuk ber-uzlah atau menyingkir (menyisih) ke tanah perdikannya yaitu Kesesi. kegiatan ini beliau lakukan dalam rangka mengasingkan diri dari  keramaian duniawi dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

            Maka jika masyarakat awam mengartikan Desa Kesesi itu ‘tersingkir’ atau daerah tak bertuan yang menjadi tempat pelarian para pejabat kerajaan yang kabur, maka sebenarnya bukan itu pengertian yang tepat melainkan tempat Ki Ageng Cempalukber-uzlah atau menyingkirkan diri dari keramaian duniawi.

Kurang lebihnya seperti itulah kisah kehidupan dari sososk Ki Ageng cempaluk. Beliau yang sangat berjasadalam membangun suatu daerah sehingga masyarakat bisa tinggal menikmati hasilnya saat ini.Namun jangan lupa untuk selalu menjaga dengan baik apa yang telah diperjuangkan para tokoh pada zaman dahulu yang kini telah kita nikmati dan juga menjadi amanat atau titipan untuk kita semua. Semoga kita bisa meneladani sosok luar biasa beliau Ki Ageng Cempaluk dalam menjalankan juga menegakkan agama.

Artikel By: Lembakmi RTIK ‘20


Previous Post
Next Post

0 komentar: